nusakini.com - Jakarta - World Bank (Bank Dunia) baru-baru ini mengeluarkan rilis terkait kondisi ekonomi Indonesia. Lembaga keuangan internasional tersebut mengungkapkan Indonesia saat ini jauh dari krisis ekonomi. 

Bank Dunia mengakui gejolak yang terjadi pada ekonomi global baik akibat adanya perang dagang maupun krisis ekonomi di sejumlah negara berkembang di tengah normalisasi kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) telah mengakibatkan portofolio di Indonesia dan sejumlah negara berkembang keluar.  

Namun kondisi tersebut hanya akan menekan pertumbuhan Indonesia dan tidak akan sampai menyeretnya ke dalam pusaran krisis ekonomi. Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A Chaves mengatakan 2018 ini, Indonesia cukup kuat. 

• Berbicara Kepada Awardee LPDP di London, Menkeu Bagikan Pengalaman dan Motivasi
• Menkeu Sri Mulyani Hadiri Proses Aksesi Indonesia Menjadi Anggota Penuh OECD di Paris
• Halalbihalal Kementerian Keuangan, Berikut Pesan dan Harapan Menteri Keuangan
• Bertemu CEO MCC, Menkeu Bahas Sektor Transportasi Indonesia
• Ini Batasan Kewenangan Debt Collector dalam Konteks Hukum

"Fundamental ekonominya masih terjaga," ujar Rodrigo dalam keterangan resminya, Kamis (20/9/2018) lalu.

Semntara itu, Lead Country Economist Bank Dunia Frederico Gil Sander mengatakan selain fundamental, kecilnya risiko krisis juga terjadi akibat kuatnya komitmen pemerintah dan bank sentral menjaga stabilitas ekonomi. 

Bank Dunia menilai saat menghadapi imbas gejolak ekonomi global belakangan ini koordinasi BI dan pemerintah dalam menjaga fundamental ekonomi cukup baik. Baiknya koordinasi tercermin dari langkah yang mereka lakukan.

Untuk BI saat Indonesia mengalami tekanan dari ekonomi global yang memicu arus modal keluar, mereka langsung memperketat kebijakan moneter dengan menjaga perbedaan suku bunga acuannya dengan bank sentral AS. Upaya tersebut cukup ampuh membendung arus modal keluar.

Sander memandang, pemerintah Indonesia telah mampu menjaga tingkat defisit, inflasi dan utang rendah. Sander mengatakan koordinasi kebijakan tersebut cukup baik. (b/mk)